'
JAKARTA - Warga Kota Dumai, Riau mengeluhkan kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau yang semakin pekat. Seorang warga, Ratri (26 tahun), bahkan menyebut kondisi kabut asap karhutla terparah pada Jumat (13/9) pagi ini.
"Sebulan ini paling parah kondisi asapnya dari semenjak saya tinggal pada 2017. Kondisi asap hari ini yang paling parah," ujar Ratri, Jumat (13/9).
Ia yang mempunyai anak khawatir asap karhutla berdampak terhadap menurunya kesehatan. Suami Ratri yang sensitif dengan asap atau polusi mulai merasakan penurunan kesehatan.
Ratri mengatakan, suaminya sudah mulai batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, dan pusing. Ia juga menuturkan, jarak pandang pada Jumat pagi kurang lebih hanya 100 meter.
"Sampai ada yang terguling naik motor karena tidak bisa melihat jalan dengan jelas," kata Ratri sambil mengirimkan video yang direkam dalam mobil.
Dalam video yang diterima Republika.co.id, menampilkan sejumlah sepeda motor yang berhenti di pinggir jalan. Video direkam dari dalam mobil yang melaju perlahan, terlihat asap kabut semakin pekat.
Tak lama terlihat ada satu motor dari arah berlawanan yang melaju ke arah mobil ini. Motor itu tak menabrak mobil justru menabrak pohon sawit yang berada di samping mobil.
Ratri mengatakan, kabut asap sangat pekat ketika pagi dan baru mulai memudar sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Ia mengaku, belum mendengar imbauan khusus kepada masyarakat dari pemerintah daerah tentang kabut asap yang semakin pekat.
"Kalau saya belum tahu ada imbauan atau tidak, tapi dari masyarakat sendiri sudah sadar," kata dia.
Masyarakat mulai menggunakan masker. Sayangnya, masker yang dipakai warga bukan jenis N95, tetapi masker biasa yang sering digunakan. Menurut dia, pembagian masker gratis juga masker biasa bukan masker N95.
Ia ingin menghirup udara yang layak dan tidak terus dikepung asap seperti ini. Ratri berharap pemerintah melakukan upaya tegas menghentikan asap karhutla yang disebabkan pembakaran hutan secara sengaja.
"Kami bisa mati perlahan kalau dikepung asap seperti ini setiap hari. Kami sangat berharap dengan pemerintah, supaya bisa memberikan udara yang layak lagi bagi kami. Karena kami yang di sini juga punya hak untuk hidup," ucap Ratri.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, pada Jumat pagi pukul 06.00 WIB terpantau ada 1.319 titik panas (hotspot) yang jadi indikasi awal karhutla di Pulau Sumatra. Titik panas paling banyak di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), yakni 537 titik, kemudian Jambi 440 titik, dan Riau sendiri ada 239 titik panas.
Khusus di Riau, titik panas paling banyak di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) ada 127 titik, Indragiri Hulu (Inhu) 31 titik, Pelalawan 30 titik, Rokan Hilir (Rohil) 18 titik, Kuansing dan Kampar masing-masing 11 titik, Bengkalis 7 titik, Siak 3 titik dan Kota Dumai ada satu titik.
Dari jumlah tersebut ada 177 yang dipastikan titik api. Lokasi paling banyak di Inhil dengan 98 titik. Di Inhu ada 20 titik, Pelalawan 21 titik, Rohil 13 titik, Kuansing 9 titik, Kampar 8 titik, Bengkalis 6 titik, dan Siak dua titik.*
Sidang Pembuktian Selesai, Ini Bentuk Sinergitas Atas Kinerja Gakkumdu Kampar Rabu, 27 Maret 2024 | 22:45:00 WIB |
Indosat Sambut Ramadan, Wujudkan Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal Rabu, 27 Maret 2024 | 19:55:00 WIB |
Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Rp15.858 Rabu, 27 Maret 2024 | 18:26:00 WIB |
Melawan, Kaki Pembobol Toko Ponsel Fajar Ditembak Polisi Saat Diamanka Rabu, 27 Maret 2024 | 15:34:00 WIB |
23 Mei, Jabatan Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun Akan Berakhir Rabu, 27 Maret 2024 | 15:00:00 WIB |
Harga Pinang Kering di Riau Minggu Ini Turun Rabu, 27 Maret 2024 | 13:29:00 WIB |
Meranti Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla , Total di Riau 4 Daerah Rabu, 27 Maret 2024 | 13:05:00 WIB |
KADIN Kampar Hadiri Pembukaan Muskot VII Kota Dumai Tahun 2024 Selasa, 26 Maret 2024 | 23:22:00 WIB |
Konser Musik Live di Bulan Ramadhan, Bupati Zukri Tegur Camat dan Lurah Senin, 25 Maret 2024 | 22:20:00 WIB |
SMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Luna: Mari Terus Rajut Kekompakan Senin, 25 Maret 2024 | 21:51:00 WIB |
Harga Pinang Kering di Riau Minggu Ini Turun Rabu, 27 Maret 2024 | 13:29:00 WIB |
Meranti Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla , Total di Riau 4 Daerah Rabu, 27 Maret 2024 | 13:05:00 WIB |
KADIN Kampar Hadiri Pembukaan Muskot VII Kota Dumai Tahun 2024 Selasa, 26 Maret 2024 | 23:22:00 WIB |
Konser Musik Live di Bulan Ramadhan, Bupati Zukri Tegur Camat dan Lurah Senin, 25 Maret 2024 | 22:20:00 WIB |
SMSI Riau Gelar Buka Puasa Bersama, Luna: Mari Terus Rajut Kekompakan Senin, 25 Maret 2024 | 21:51:00 WIB |
IKA Prodi Administrasi Negara Fisip Unri Salurkan Paket Sembako untuk Petugas Kebersihan Senin, 25 Maret 2024 | 15:39:00 WIB |
Senin, Prakiraan Cuaca dan Hotspot di Riau Kabur dan Berawan Senin, 25 Maret 2024 | 09:05:00 WIB |
Aksi Gerakan Earth Hour, 'Malam Minggu' Gelap Gulita di Perumahan PHR Senin, 25 Maret 2024 | 08:59:00 WIB |
Andi Putra Dipercaya Pimpin KPU Kampar Periode 2024-2029 Minggu, 24 Maret 2024 | 23:42:06 WIB |
Ketua Bawaslu Kabupaten Kampar Syawir Abdullah Ucapkan Selamat Minggu, 24 Maret 2024 | 23:38:44 WIB |
Unggul dari Caleg Partai Nasdem Lain Untuk DPRD Riau, Ini Kata Munawar Syahputra Sabtu, 17 Februari 2024 | 23:03:59 WIB |
Gantikan Amyurlis, Abdi Saragih Resmi Dilantik Jadi PAW Anggota DPRD Riau Senin, 20 November 2023 | 13:35:00 WIB |
Wujudkan Kesejahteraan Petani Sawit, Pemerintah Berikan Program Strategis Senin, 6 November 2023 | 14:01:00 WIB |
Anis Fauzan SH, Merangkai Ikatan Batin, Pilih Maju di Dapil Daerah Kelahiran Senin, 26 Juni 2023 | 19:23:05 WIB |
Andi Putra Dipercaya Pimpin KPU Kampar Periode 2024-2029 Minggu, 24 Maret 2024 | 23:42:06 WIB |
Ketua Bawaslu Kabupaten Kampar Syawir Abdullah Ucapkan Selamat Minggu, 24 Maret 2024 | 23:38:44 WIB |
Lima Komisioner KPU Kampar Dilantik Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Minggu, 24 Maret 2024 | 22:34:00 WIB |
Rencana Jabatan ASN Diisi Anggota TNI/Polri Menuai Kritikan Kamis, 14 Maret 2024 | 22:03:36 WIB |
Indosat Sambut Ramadan, Wujudkan Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal Rabu, 27 Maret 2024 | 19:55:00 WIB |
Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Rp15.858 Rabu, 27 Maret 2024 | 18:26:00 WIB |
Harga Pinang Kering di Riau Minggu Ini Turun Rabu, 27 Maret 2024 | 13:29:00 WIB |
Aksi Gerakan Earth Hour, 'Malam Minggu' Gelap Gulita di Perumahan PHR Senin, 25 Maret 2024 | 08:59:00 WIB |
Sidang Pembuktian Selesai, Ini Bentuk Sinergitas Atas Kinerja Gakkumdu Kampar Rabu, 27 Maret 2024 | 22:45:00 WIB |
Melawan, Kaki Pembobol Toko Ponsel Fajar Ditembak Polisi Saat Diamanka Rabu, 27 Maret 2024 | 15:34:00 WIB |
Selama Maret, Polda Riau Amankan 4 Pelaku Karhutla Sabtu, 23 Maret 2024 | 19:45:22 WIB |
Terjatuh dari Jembatan Siak 1, Heru Permana Ditemukan Meninggal Dunia Sabtu, 23 Maret 2024 | 14:50:00 WIB |
Gelar Donor Darah Serentak di 23 Provinsi, SMSI Kembali Raih Rekor Muri Jumat, 22 Maret 2024 | 19:05:00 WIB |
Presiden Diberi Kewenangan Menunjuk Dewan Kawasan Aglomerasi Kamis, 14 Maret 2024 | 22:00:47 WIB |
Sidang Isbat, Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan Jatuh 12 Maret 2024 Minggu, 10 Maret 2024 | 21:47:00 WIB |
Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali, Letusan Capai 1 KM Sabtu, 9 Maret 2024 | 15:47:00 WIB |
Nissan Hyper Urban: Bintang Utama di Japan Mobility Show Rabu, 4 Oktober 2023 | 09:14:43 WIB |
Patahan Rangka eSAF Motor Honda Menjadi Perbincangan, AHM Sedang Lakukan Investigasi Rabu, 23 Agustus 2023 | 20:00:17 WIB |
Astra Honda Motor Belum Mau Lakukan Recall Rabu, 23 Agustus 2023 | 19:49:24 WIB |
Selamat Jalan Marco Simoncelli si Gladiator Lintasan Minggu, 13 Agustus 2023 | 19:59:18 WIB |
23 Mei, Jabatan Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun Akan Berakhir Rabu, 27 Maret 2024 | 15:00:00 WIB |
KADIN Kampar Hadiri Pembukaan Muskot VII Kota Dumai Tahun 2024 Selasa, 26 Maret 2024 | 23:22:00 WIB |
Konser Musik Live di Bulan Ramadhan, Bupati Zukri Tegur Camat dan Lurah Senin, 25 Maret 2024 | 22:20:00 WIB |
IKA Prodi Administrasi Negara Fisip Unri Salurkan Paket Sembako untuk Petugas Kebersihan Senin, 25 Maret 2024 | 15:39:00 WIB |
Disdukcapil Pekanbaru Sudah Layani Usia 16 Tahun Rekam e-KTP Minggu, 24 Maret 2024 | 13:12:00 WIB |
10 Tips Aman Meninggalkan Rumah Minggu, 9 April 2023 | 13:16:17 WIB |
Nyeri Tubuh, Bisa Sinyal Gejala Kolesterol Tinggi Sabtu, 7 Januari 2023 | 20:56:54 WIB |
Besok, Gubernur Riau Rencanakan Buka Bimtek SMSI Riau Terkait Pergubri 19 Tahun 2021 Rabu, 30 November 2022 | 19:41:23 WIB |
Anak Kecanduan Game Online? Ini Solusinya Jumat, 4 November 2022 | 20:42:29 WIB |
JAKARTA - Warga Kota Dumai, Riau mengeluhkan kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau yang semakin pekat. Seorang warga, Ratri (26 tahun), bahkan menyebut kondisi kabut asap karhutla terparah pada Jumat (13/9) pagi ini.
"Sebulan ini paling parah kondisi asapnya dari semenjak saya tinggal pada 2017. Kondisi asap hari ini yang paling parah," ujar Ratri, Jumat (13/9).
Ia yang mempunyai anak khawatir asap karhutla berdampak terhadap menurunya kesehatan. Suami Ratri yang sensitif dengan asap atau polusi mulai merasakan penurunan kesehatan.
Ratri mengatakan, suaminya sudah mulai batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, dan pusing. Ia juga menuturkan, jarak pandang pada Jumat pagi kurang lebih hanya 100 meter.
"Sampai ada yang terguling naik motor karena tidak bisa melihat jalan dengan jelas," kata Ratri sambil mengirimkan video yang direkam dalam mobil.
Dalam video yang diterima Republika.co.id, menampilkan sejumlah sepeda motor yang berhenti di pinggir jalan. Video direkam dari dalam mobil yang melaju perlahan, terlihat asap kabut semakin pekat.
Tak lama terlihat ada satu motor dari arah berlawanan yang melaju ke arah mobil ini. Motor itu tak menabrak mobil justru menabrak pohon sawit yang berada di samping mobil.
Ratri mengatakan, kabut asap sangat pekat ketika pagi dan baru mulai memudar sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Ia mengaku, belum mendengar imbauan khusus kepada masyarakat dari pemerintah daerah tentang kabut asap yang semakin pekat.
"Kalau saya belum tahu ada imbauan atau tidak, tapi dari masyarakat sendiri sudah sadar," kata dia.
Masyarakat mulai menggunakan masker. Sayangnya, masker yang dipakai warga bukan jenis N95, tetapi masker biasa yang sering digunakan. Menurut dia, pembagian masker gratis juga masker biasa bukan masker N95.
Ia ingin menghirup udara yang layak dan tidak terus dikepung asap seperti ini. Ratri berharap pemerintah melakukan upaya tegas menghentikan asap karhutla yang disebabkan pembakaran hutan secara sengaja.
"Kami bisa mati perlahan kalau dikepung asap seperti ini setiap hari. Kami sangat berharap dengan pemerintah, supaya bisa memberikan udara yang layak lagi bagi kami. Karena kami yang di sini juga punya hak untuk hidup," ucap Ratri.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, pada Jumat pagi pukul 06.00 WIB terpantau ada 1.319 titik panas (hotspot) yang jadi indikasi awal karhutla di Pulau Sumatra. Titik panas paling banyak di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), yakni 537 titik, kemudian Jambi 440 titik, dan Riau sendiri ada 239 titik panas.
Khusus di Riau, titik panas paling banyak di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) ada 127 titik, Indragiri Hulu (Inhu) 31 titik, Pelalawan 30 titik, Rokan Hilir (Rohil) 18 titik, Kuansing dan Kampar masing-masing 11 titik, Bengkalis 7 titik, Siak 3 titik dan Kota Dumai ada satu titik.
Dari jumlah tersebut ada 177 yang dipastikan titik api. Lokasi paling banyak di Inhil dengan 98 titik. Di Inhu ada 20 titik, Pelalawan 21 titik, Rohil 13 titik, Kuansing 9 titik, Kampar 8 titik, Bengkalis 6 titik, dan Siak dua titik.*
Harga komoditas perkebunan yakni pinang kering di provinsi Riau, pekan ini mengalami penurunan.
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Riau menggelar kegiatan buka puasa bersama di.
Ikatan Keluarga Alumni Prodi Administrasi negara/ publik fisip unri, minggu sore membagikan.