PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU – Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengungkapkan keprihatinannya atas kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap sejumlah produk asal Indonesia. Ia menilai, kebijakan global seperti ini tidak hanya berdampak pada skala nasional, tetapi juga langsung terasa di daerah, terutama di Riau yang selama ini menjadi salah satu provinsi penyumbang ekspor terbesar.
Pernyataan ini disampaikan Wahid dalam acara rilis data ekonomi yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Riau pada Selasa, 8 April 2025. Dalam forum tersebut, ia menjelaskan bahwa ekspor Riau didominasi oleh komoditas kelapa sawit dan tekstil. Dua sektor ini sangat tergantung pada pasar global, dan jika terganggu, maka dampaknya bisa meluas pada penerimaan daerah, keberlangsungan lapangan kerja, hingga daya beli masyarakat.
Gubernur mencontohkan perusahaan besar seperti RAPP yang menjadi salah satu produsen tekstil utama di Indonesia dan beroperasi di Riau. Menurutnya, jika perusahaan-perusahaan ekspor terkena imbas kebijakan perdagangan internasional, maka efeknya bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat Riau.
Ia menegaskan bahwa dalam menghadapi situasi global yang tidak menentu seperti ini, kebijakan pemerintah daerah harus disusun dengan cermat dan berbasis data yang valid. Wahid mengaku selalu berpegang pada data dari BPS dan Bank Indonesia sebagai rujukan utama dalam mengambil kebijakan. Baginya, kedua lembaga tersebut memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya efisiensi anggaran di tengah kondisi fiskal daerah yang belum sepenuhnya stabil. Menurutnya, setiap kebijakan ekonomi harus benar-benar diarahkan untuk memberikan dampak nyata dan menghindari pemborosan. “Kita juga harus siap di tingkat provinsi dengan kebijakan yang tepat dan efisien. Jangan sampai uang kita yang terbatas ini mubazir,” ujarnya dengan nada tegas.
Dengan tekanan eksternal yang datang dari kebijakan perdagangan negara besar seperti Amerika Serikat, Wahid mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah untuk bersikap waspada, responsif, dan berbasis data dalam merumuskan langkah-langkah kebijakan. Ia berharap, langkah antisipatif dan keputusan yang akurat dapat membantu menjaga ketahanan ekonomi Riau di tengah gejolak global. *