PWI dan Pintu Damai yang Setengah Terbuka

PWI bukan organisasi biasa. Ia adalah rumah besar para jurnalis yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai independensi, kejujuran, dan integritas. Dalam situasi seperti ini, konsistensi menjadi kunci utama. Sayangnya, sikap tidak konsisten justru terus muncul dari pihak yang seharusnya menjadi teladan. Sulit membangun kepercayaan jika komitmen hanya sebatas di atas kertas.

“Bang Hendry dan Bang Zul punya prinsip kuat, tapi juga punya semangat rekonsiliasi yang tinggi. Di situlah titik temunya,” ucap Dahlan.

Jika jalur musyawarah terus diwarnai manuver dan jebakan prosedural, maka tak ada salahnya publik mendorong penyelesaian lewat jalur hukum. Saat ini, laporan dugaan pelanggaran terhadap Hendry Ch Bangun telah masuk ke Polda Metro Jaya. Tentu, semua pihak tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. Namun langkah ini bisa menjadi jalan tegas untuk menguji siapa yang benar-benar ingin menjaga marwah organisasi, dan siapa yang hanya ingin mempertahankannya sebagai alat kekuasaan.

Baca :

• » PLTA Koto Panjang Tutup Seluruh Pintu Pelimpah
• » Managemen PLTA Koto Panjang Kurangi Tinggi Bukan Pintu Pelimpah 5 X 50 CM
• » PLTA Koto Panjang Buka Tiga Pintu Waduk, Dampak Tingginya Curah Hujan

Pintu damai memang telah dibuka. Tapi jika pintu itu hanya dibuka setengah, sementara tangan yang satu masih memegang kunci untuk menguncinya kembali kapan saja, maka itu bukan jalan keluar. Jika demikian, rekonsiliasi bisa kehilangan makna dan berubah menjadi sekadar formalitas belaka *