PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Bangkok – Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra, mengungkapkan permintaan maaf kepada komunitas Muslim atas insiden tragis yang merenggut nyawa 78 demonstran dua dekade lalu. Hingga kini, kasus tersebut masih belum pernah dibawa ke pengadilan di Thailand.
"Jika dalam kepemimpinan saya terjadi kesalahan yang menimbulkan ketidakpuasan di tengah masyarakat, saya ingin menyampaikan permohonan maaf. Saya berharap permintaan maaf ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang masih ada," ujar Thaksin dalam pernyataannya yang dikutip oleh Thai PBS di Bangkok, Senin (24/2/2025).
Peristiwa berdarah itu bermula pada 25 Oktober 2004, ketika enam relawan pertahanan desa di Provinsi Narathiwat, Thailand selatan, ditahan oleh aparat pada 19 Oktober 2004. Mereka dituduh menyerahkan senjata pemerintah kepada kelompok pemberontak di wilayah tersebut.
Penangkapan itu memicu gelombang protes besar. Ratusan warga berkumpul di depan kantor polisi Tak Bai, menuntut keadilan. Namun, demonstrasi damai itu berubah menjadi tragedi ketika aparat mengambil tindakan represif. Puluhan demonstran ditahan, lalu diangkut dengan truk menuju pangkalan militer di Provinsi Pattani.
Dalam perjalanan itu, sebanyak 78 warga Muslim kehilangan nyawa akibat sesak napas karena kondisi transportasi yang tidak layak. Penyelidikan hukum terhadap insiden tersebut berlarut-larut selama bertahun-tahun, sebelum akhirnya dinyatakan kedaluwarsa pada 2024, sehingga kasus ini resmi ditutup tanpa ada proses hukum lebih lanjut.