|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
Editor : Adlis Pitrajaya
TEHERAN - Angkatan Laut Iran sukses menggelar latihan formasi taktis dan pengintaian udara dalam latihan gabungan dengan Angkatan Laut Rusia dan Tiongkok. Latihan yang berlangsung selama tiga hari ini diberi nama sandi *Sabuk Keamanan Maritim 2025* dan digelar di Samudra Hindia serta Teluk Oman sejak Senin.
Wakil Komandan Operasi Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Mostafa Tajeddini, menyatakan bahwa latihan fotografi udara (*Photo Ex*) dan formasi taktis telah terlaksana dengan baik pada hari kedua.
"Semua tahapan latihan dipantau dan diawasi oleh pengintaian udara yang dilakukan oleh helikopter dari Angkatan Laut Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)," ujar Tajeddini pada Selasa (12/3/2025), dikutip dari IRNA.
Iran menegaskan bahwa latihan ini merupakan bagian dari komitmennya dalam membangun keamanan regional dan global. "Angkatan Laut Iran tidak akan membiarkan ancaman atau serangan apa pun terhadap perbatasan maritim negara ini," tegas Tajeddini.
Latihan militer ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan, terutama setelah Israel dan Amerika Serikat juga menggelar latihan udara bersama yang melibatkan pesawat pengebom strategis.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pernyataannya menyebutkan bahwa selama latihan tersebut, jet tempur F-35I dan F-15I Israel beroperasi bersama pesawat pengebom B-52 milik AS.
"Latihan ini berfokus pada koordinasi operasional untuk meningkatkan kemampuan menghadapi berbagai ancaman regional," kata IDF.
Manuver militer ini dilakukan di tengah ketidakpastian gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta ancaman Israel untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan kemungkinan dukungan dari AS.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan media menyatakan lebih memilih solusi diplomatik terkait Iran, namun juga memberikan peringatan keras. "Jika tidak ada kesepakatan mengenai senjata nuklir, saya akan mengebom Iran habis-habisan," katanya pada Februari lalu.
Trump juga mengultimatum Hamas melalui platform Truth Social, menuntut pembebasan seluruh sandera serta pengembalian jasad korban. "Bebaskan semua sandera sekarang dan kembalikan semua jasad yang telah kalian bunuh, atau ini akan menjadi akhir bagi kalian," tulisnya. *