POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR
Home Wajah

Hasan Nasbi, Konsultan Istana yang Memilih 'Keluar' dari Istana

Kamis, 1 Mei 2025 | 00:16:41 WIB
Editor : Rea | Penulis : Adlis Pitrajaya
Hasan Nasbi, Konsultan Istana yang Memilih 'Keluar' dari Istana
Hasan Nasbi, tokoh kelahiran Bukittinggi dan menempuh pendidikan dasar dan menengah di Kampuang Nan Limo, Kubang Putiah, Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Foto: Int)

Tak banyak yang mengenal wajahnya, namun hampir semua aktor politik di Indonesia tahu siapa Hasan Nasbi. Ia jarang muncul di hadapan kamera, lebih sering berada di balik layar, mengamati, menganalisis, dan merancang strategi. Di kalangan dalam, Hasan dikenal sebagai konsultan politik yang tenang, cermat, dan jarang keliru membaca arah angin kekuasaan.

Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 11 Oktober 1979, Hasan tumbuh dalam lingkungan Minangkabau yang kental dengan nilai intelektual dan semangat perlawanan. Ibunya adalah adik kandung dari almarhum Ahmad Syafi’i Maarif, cendekiawan dan tokoh Muhammadiyah. Warisan pemikiran dari sang paman, ditambah dengan semangat kritis khas anak daerah, membentuk cara pandang Hasan sejak muda.

"Sejak kecil, saya diajarkan untuk tidak takut berbicara dengan kebenaran. Itu yang selalu dibimbingkan oleh keluarga," kata Hasan dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, mengungkapkan pengaruh besar keluarganya dalam perjalanan hidupnya.

Baca :

Ia mengenyam pendidikan dasar di Agam dan melanjutkan ke SMA Negeri 2 Bukittinggi, sebelum merantau ke Jakarta. Di Universitas Indonesia, ia masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan lulus pada 2004 dengan gelar Sarjana Ilmu Politik. Selama kuliah, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan sempat memimpin organisasi itu di tingkat kampus.

Minatnya terhadap tokoh-tokoh pemikir kiri, terutama Tan Malaka, membawanya ke ranah riset sejarah. Tahun 2002, Hasan mendirikan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tan Malaka—inisiatif kecil yang menggambarkan ketertarikannya pada ide-ide revolusioner. Ia bahkan pernah bekerja sebagai sekretaris pribadi Harry A. Poeze, sejarawan asal Belanda yang meneliti Tan Malaka secara mendalam. Dari situlah reputasinya di kalangan akademik mulai terbentuk.


Pilihan Editor
Berita Lainnya
riau
Jumat Besok, SMSI Riau Taja Perhelatan Anugerah Media Siber 2025
Kamis, 30 Oktober 2025 | 21:37:26 WIB
pasar
Nilai Tukar Rupiah Tertekan ke Rp16.636
Kamis, 30 Oktober 2025 | 18:49:53 WIB
pekanbaru
Pasca Penyerangan Gajah pada Bocah,BBKSDA Riau Turunkan Tim Mitigasi
Kamis, 30 Oktober 2025 | 18:24:00 WIB
nusantara
Pemerintah-DPR Sepakat Turunkan Biaya Haji Sebesar Rp2 Juta 
Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:35:00 WIB
pekanbaru
Subuh Mencekam, Gajah Liar Masuk Pemukiman Serang Anak 8 Tahun 
Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:35:00 WIB
Pasar
Wajah
Dipercaya Gubri Jabat Kadis PMD Riau, Ini Harapan Mhd Firdaus
Dipercaya Gubri Jabat Kadis PMD Riau, Ini Harapan Mhd...
Jumat, 19 September 2025 | 23:14:21 WIB
Artikel Popular
1
politikus
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu Revisi
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu...
Jumat, 3 Januari 2025 | 16:30:00 WIB
Politik
Bawaslu Kampar Berharap Lahir Kerjasama Kedua Pihak
Bawaslu Kampar Berharap Lahir Kerjasama Kedua...
Rabu, 15 Oktober 2025 | 23:50:18 WIB
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Senin, 5 Mei 2025 | 11:59:34 WIB
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Minggu, 16 Maret 2025 | 10:04:32 WIB
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Kamis, 13 Maret 2025 | 11:56:04 WIB