PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Dalam lima pertemuan terakhir kedua negara, China masih unggul dengan tiga kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan. Pertemuan terakhir pada laga uji coba 2019 di Beijing dimenangkan China 3-0. Namun sekarang situasinya berbeda: formasi dan materi pemain sudah berubah, termasuk kehadiran pemain diaspora di tim Indonesia, sementara China mengandalkan talenta muda disiplin.
Kekuatan Indonesia terletak pada kombinasi pemain muda berbakat dan pengalaman para diaspora. Formasi 4-3-3 yang diprediksi akan digunakan, diharapkan memaksimalkan kecepatan sayap lewat Marselino Ferdinan dan Rafael Struick sebagai senjata utama serangan. Lini belakang dijaga duet tangguh Elkan Baggott dan Jay Idzes yang piawai dalam duel udara. Thom Haye kemungkinan besar menjadi otak serangan sebagai playmaker yang mengatur tempo permainan.
Sisi lain, China biasanya mengandalkan formasi 4-4-2 diamond dengan fokus pada penguasaan bola dan transisi cepat. Penyerang Wu Lei dan Zhang Yuning menjadi ancaman utama, didukung gelandang fisik kuat dan cerdik dalam distribusi bola, seperti Wang Shangyuan. Struktur pertahanan China yang rapi membuat mereka sulit ditembus.
Secara taktik, Kluivert diprediksi menginstruksikan para pemainnya untuk bermain agresif di sayap, memanfaatkan kecepatan Marselino dan Rafael untuk mengeksploitasi ruang yang mungkin terbuka di lini belakang China. Serangan cepat dan umpan silang menjadi senjata utama, dengan Elkan Baggott dan Jay Idzes sebagai ancaman bola-bola atas di kotak penalti.
Namun, tantangan terbesar Indonesia adalah menjaga keseimbangan transisi antara menyerang dan bertahan. Lini tengah China yang disiplin dan gesit dalam merebut bola akan menjadi ujian bagi Thom Haye dan Ricky Kambuaya untuk membaca pergerakan lawan dan menjaga lini belakang tetap kokoh dari serangan balik.