POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR
Home Mancanegara

Warga Kristen dan Muslim di Israel Dihadang Masuk Bunker Saat Rudal Iran Mengancam

Rabu, 18 Juni 2025 | 11:46:03 WIB
Editor : Rea | Penulis :
Warga Kristen dan Muslim di Israel Dihadang Masuk Bunker Saat Rudal Iran Mengancam
Pasukan keamanan Israel membentuk barikade di dekat rumah-rumah yang hancur di Tel Aviv pada 14 Juni 2025 (MEE/Faiz Abu Rmeleh).

TEL AVIV – Ketika sirene serangan udara meraung di tengah hujan rudal Iran yang mengarah ke Tel Aviv, belasan warga Palestina yang tinggal di kawasan Yehuda Hayamit justru mendapat penolakan saat hendak berlindung di bunker bawah tanah. Padahal sebelumnya, akses ke tempat perlindungan itu masih diberikan.

Penolakan ini dialami oleh warga Palestina beragama Islam dan Kristen, yang mengaku kode akses bunker secara sepihak diubah setelah mereka beberapa kali masuk ke sana untuk menghindari bahaya.

“Kami sempat diizinkan masuk oleh seseorang dari komite gedung,” ujar Nasir Ktelat, seorang pria berusia 63 tahun yang tinggal di lantai empat bangunan tua di seberang tempat perlindungan. “Namun saat kami berada di dalam, terlihat jelas mereka tak senang dengan kehadiran kami.”

Baca :

Menurut Ktelat, sekitar 12 hingga 15 orang dari bangunan-bangunan tua di sekitar lokasi ikut masuk ke bunker saat sirene peringatan berbunyi. Namun respons warga Israel yang tinggal di gedung baru justru dingin dan menyiratkan penolakan.

“Keesokan harinya kami kembali dan masih diizinkan masuk. Tapi mereka bilang itu yang terakhir,” kata Ktelat.
“Mereka menyampaikan bahwa telah ada keputusan bersama penghuni: kami tak boleh lagi menggunakan tempat itu.”

Diskriminasi di Tengah Ancaman Nyawa
Insiden ini menyoroti kesenjangan perlakuan antara warga Yahudi dan Palestina di Israel, bahkan di kota-kota campuran seperti Tel Aviv, tempat sekitar sepertiga penduduknya adalah warga Palestina.

Meskipun sebagian besar warga Palestina tinggal di bangunan tua yang tak memiliki ruang aman, mereka tetap berharap bisa berbagi perlindungan darurat saat serangan terjadi. Namun kenyataannya, akses ke ruang keselamatan pun menjadi hak istimewa yang tak semua bisa nikmati.

“Gedung kami tua, tak ada ruang perlindungan. Mereka yang tinggal di bangunan baru masih bisa masuk. Tapi kami—karena identitas kami—dihalau,” ujar Ktelat.

Menurut warga setempat, perlakuan ini mencerminkan diskriminasi yang sudah berlangsung lama. Meski sama-sama membayar pajak dan hidup berdampingan, akses terhadap perlindungan dan infrastruktur penting seringkali lebih berpihak pada warga Yahudi. *


Pilihan Editor
Berita Lainnya
riau
BSP Tetapkan Lima Prioritas Kerja untuk Jaga Produksi Minyak
Selasa, 30 September 2025 | 07:05:47 WIB
nusantara
Komnas HAM Bongkar Fakta Mengejutkan di Tesso Nilo di Riau
Senin, 29 September 2025 | 15:17:00 WIB
Pasar
Wajah
Dipercaya Gubri Jabat Kadis PMD Riau, Ini Harapan Mhd Firdaus
Dipercaya Gubri Jabat Kadis PMD Riau, Ini Harapan Mhd...
Jumat, 19 September 2025 | 23:14:21 WIB
Artikel Popular
1
2
3
politikus
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu Revisi
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu...
Jumat, 3 Januari 2025 | 16:30:00 WIB
Politik
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Senin, 5 Mei 2025 | 11:59:34 WIB
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Minggu, 16 Maret 2025 | 10:04:32 WIB
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Kamis, 13 Maret 2025 | 11:56:04 WIB