PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
JAKARTA - Direktur OLXmobbi, Agung Iskandar, mengungkapkan bahwa harga mobil listrik bekas (battery electric vehicle/BEV) mengalami penurunan jauh lebih tajam dibanding kendaraan berbahan bakar fosil (ICE) maupun hybrid (HEV).
Menurutnya, depresiasi rata-rata untuk ICE dan HEV berada di kisaran 10–15 persen per tahun. Namun, untuk BEV, penurunannya mencapai 35–60 persen per tahun.
Sebagai contoh, mobil listrik keluaran 2024 sudah menunjukkan penurunan signifikan. Model dengan depresiasi terbesar adalah Wuling Air EV yang menyusut hingga 60 persen. Sementara itu, BYD Seal mencatat penurunan paling kecil dengan depresiasi 35 persen.
Model lain yang juga terkoreksi cukup dalam di antaranya Mercedes EQS (52 persen), Hyundai Ioniq 5 (43 persen), dan BYD Atto 3 (40 persen).
Sebagai gambaran, Hyundai Ioniq 5 varian Long Range Signature 2025 yang awalnya dijual Rp925,6 juta on the road Jakarta, kini ditawarkan di OLXmobbi dengan harga Rp435 juta.
Agung menegaskan, harga jual BEV bekas memang mengalami penurunan yang lebih signifikan dibandingkan HEV maupun ICE.
Ada beberapa faktor yang membuat pasar mobil listrik bekas masih kurang diminati. Pertama, jumlah unit BEV bekas masih terbatas karena penjualan BEV baru meningkat pesat baru setahun terakhir. Kedua, harga BEV baru yang cenderung menurun turut menekan nilai jual versi bekas.
Selain itu, sebagian besar perusahaan pembiayaan belum membuka akses kredit untuk BEV bekas. “Hal ini membuat pembelian mobil listrik bekas secara kredit sangat sulit dilakukan,” jelasnya. *
Sumber: Republika