|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
Golkar Riau memiliki sejarah panjang sebagai salah satu basis kuat Golkar di Sumatra. Jika dinamika internal ini tidak dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin partai akan kehilangan soliditas menjelang Pemilu 2029. DPP harus menimbang dengan cermat, apakah akan memprioritaskan loyalitas kader atau mengakomodasi figur yang memiliki kekuatan politik di luar struktur partai.
Melihat dinamika saat ini, pilihan terhadap Yulisman tampak lebih rasional dan aman bagi keberlangsungan partai. Ia membawa legitimasi kader yang kuat, berpengalaman dalam struktur, serta relatif bebas dari polemik publik. Dukungan kader daerah terhadapnya pun menunjukkan bahwa mayoritas masih menginginkan kepemimpinan yang tumbuh dari dalam tubuh partai sendiri.
Sementara itu, pencalonan SF Hariyanto memang menarik dari sisi pengaruh politik, namun juga membawa risiko tinggi. Jika DPP memaksakan dukungan terhadap figur yang belum teruji secara internal, Golkar Riau bisa menghadapi resistensi bahkan perpecahan di tingkat bawah, sesuatu yang berbahaya menjelang masa konsolidasi menuju pemilu mendatang.
Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat Buka Dialog Nasional SMSI: Media Baru Harus Mengarah pada Pers Sehat
Edi Basri Tegaskan Netralitas Pj Gubernur dalam Musprov KONI Riau
Menatap Masa Depan Golkar Riau
Golkar Riau memerlukan pemimpin yang tidak hanya populer, tetapi juga mampu merawat kader, memperkuat organisasi, dan mengembalikan semangat kebersamaan. Musda seharusnya menjadi ajang demokratis, bukan arena transaksional. Siapa pun yang terpilih, Golkar harus memastikan proses ini menjadi momentum konsolidasi, bukan fragmentasi.