|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
Editor : Putrajaya
JAKARTA - Pemerintah Indonesia memasang target 13 juta unit motor listrik dan 2 juta unit mobil listrik pada tahun 2030. Namun, dalam pencapaian target tersebut pemerintah dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti ketersediaan SPKLU, layanan servis dan aftersales mobil listrik, hingga pasar mobil bekas yang masih belum terbentuk hingga saat ini.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, mengatakan ketersediaan SPKLU, khususnya SPKLU dengan fitur fast charging jadi salah satu poin penting. Di mana fasilitas ini sangat perlu untuk pengguna mobil listrik yang ingin menempuh perjalanan jarak jauh.
"Saya kira, kalau kita berbicara kendaraan listrik hari ini, ada beberapa tantangan, pertama adalah (ketersediaan) SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Apalagi yang tipenya fast charging, itu jangan sampai kita misalnya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, terus isi baterai di SPKLU (ternyata) nunggunya (sampai) dua jam," kata Eddy dalam acara Tempo Energy Day di Jakarta, Selasa, 21 November 2023.
PedagangPusing Penjualan Mobil Bekas 2025 Anjlok, Lebih Buruk dari Masa Pandemi
Bupati Siak Tolak Pembelian Mobil Dinas, Afni: Saya Malu Ditengah Utang Banyak
Eddy menambahkan masalah selanjutnya ada pada usia baterai yang menjadi kekhawatiran masyarakat.
"Kemudian tantangan kedua adalah soal ketahanan baterai itu sendiri, kita harus mengetahuinya, termasuk juga biaya penggantiannya, karena baterai itu komponen terbesar di sebuah kendaraan listrik," Eddy menjelaskan.
Tantangan selanjutnya adalah mengenai layanan purnajual mobil listrik yang juga masih dipertanyakan calon konsumen.