|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
MERBAU – Ratusan masyarakat Tionghoa dan undangan dari berbagai daerah di Sumatera dan Jawa memeriahkan peringatan hari ulang tahun Dewa Kang Hu Tay Dien di Kelenteng Khong Chin Bio, Desa Kudap, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Acara ritual kegamaan tahunan ini berlangsung cukup meriah, dimulai dari Selasa malam (7/5) berlanjut hingga Rabu siang (8/5). Pada Selasa malam menjelang hari lahir Dewa Kang Hu Tay Dien pada tanggal 4 bulan 4 penanggalan Imlek, panitia menyuguhkan hiburan dengan mendatangkan artis dari Tanjung Pinang, Batam, dan Pekanbaru. Tepat pukul 00.00 WIB, bunyi ratusan kembang api saling sahut menyahut menandakan tibanya hari ulang tahun Dewa Kang Hu Tay Dien.
Selain menikmati hiburan, sebagian warga Tionghoa juga melakukan ritual sembahyang.
Pada ritual sembahyang yang berlangsung dari Rabu pagi hingga siang, total ada 10 tatung yang melakukan atraksi. Beragam atraksi dilakukan menggunakan alat-alat tajam, diiringi suara gong bertalu-talu mengiringi atraksi tersebut. Terdengar riuh dan disaksikan masyarakat, baik warga Tionghoa maupun warga tempatan.
Di gerbang pintu masuk panggung hiburan, panitia melalui spanduk berwarna merah menginformasikan kalau pada tanggal 8 Mei 2019 merupakan hari ulang tahun Dewa Kang Hu Tay Dien ke-23. Sejarah Kang Hu Tay Dien di Kudap sendiri dimulai dari tahun 1984 sampai sekarang, berarti sudah berjalan 35 tahun.
Penasehat sekaligus pendiri Kelenteng Khong Chin Bio, Kang Khai Chai kepada wartawan mengatakan, ide pertama pembangunan kelenteng tersebut atas dasar dari petunjuk Dewa Khang Hu Tay Dien. “Dulu di sini sudah ada Tapekong, tapi terbakar sekitar tahun 2003 atau 2004. Kemudian atas petunjuk Kang Hu Tay Dien diminta kita untuk membuat kelenteng. Tak perlu besar-besar yang penting ada dan bisa untuk sembahyang umat,” ujar pria yang akrab disapa Achai ini.
Dikatakan, banyak pihak yang turut terlibat dalam pembangunan Kelenteng Khong Chin Bio.
Ditambahkannya, perayaan ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Tionghoa di Desa Kudap saja tetapi juga masyarakat tempatan juga ikut datang menyaksikan acara perayaan ini, sehingga kerukunan antar umat beragama di Desa Kudap ini sudah terjalin dengan baik sejak dahulunya.
"Kami dari pengurus mengucapkan ribuan terima kasih kepada para donatur dan undangan yang telah hadir dalam perayaan ini dan hendaknya setiap tahun bisa dirayakan lebih meriah lagi," harapnya seraya mengatakan kalau donatur berasal dari berbagai daerah di Sumatera dan Jawa, termasuk dari NTT dan Timor Timur.*