|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
Editor : Rea | Penulis : Adlis Pitrajaya
"Jangan sentuh karang-karang itu, ya. Mereka butuh waktu bertahun-tahun untuk tumbuh," pesan Pak Dodi, mengingatkan saya tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Pulau Friwen hanyalah awal. Esok harinya, saya diajak menyelami keindahan Misool, dengan gua-gua tersembunyi dan laguna biru yang tampak seperti lukisan surga. Saya juga sempat mengunjungi Wayag, gugusan pulau kecil dengan puncak-puncak karst yang menjadi ikon Raja Ampat.
Pesona Budaya Lokal
Tidak hanya keindahan alam, Raja Ampat juga menawarkan pengalaman budaya yang memikat. Di Desa Arborek, saya disambut dengan tari-tarian tradisional yang dibawakan oleh penduduk setempat. Ibu-ibu di desa ini menunjukkan cara membuat anyaman dari daun pandan yang mereka jual sebagai suvenir.
Di desak Mundur, Raja Juli Dinilai Tak Punya Kompetensi Kehutanan
Suhu Udara Siang Hari di Riau Panas, BMKG: Bisa Capai 36 Derajat Celcius
"Kami ingin wisatawan tidak hanya melihat laut, tapi juga mengenal budaya kami. Ini cara kami menjaga Raja Ampat tetap hidup," ungkap Bu Maria, seorang ibu yang tengah sibuk menganyam topi rotan.
Momen Magis di Piaynemo
Salah satu momen paling tak terlupakan adalah saat mendaki ke puncak Piaynemo. Meski perlu sedikit usaha untuk sampai ke atas, pemandangan yang menanti benar-benar tak ternilai. Gugusan pulau-pulau kecil tampak seperti permata hijau yang mengambang di atas laut biru. Saat matahari terbenam, warna langit berubah menjadi jingga keemasan, menciptakan suasana magis yang sulit dilupakan.