|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
Editor : Adlis Pitrajaya
PEKANBARU – Dulu, deretan bangunan megah itu berdiri gagah, menjadi simbol kejayaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII tahun 2012. Kini, lebih dari satu dekade berselang, gedung-gedung tersebut menjelma menjadi bangunan kosong, rusak, dan sepi nyaris tanpa fungsi. Mereka bagai monumen bisu yang mencatat kelalaian panjang para pemangku kebijakan.
Ketua Komisi III DPRD Riau, H. Edi Basri, SH, MSi, mengungkapkan bahwa terdapat 14 aset milik Pemerintah Provinsi Riau yang dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora). Nilai total aset itu ditaksir mencapai Rp1,9 triliun. Namun, ironi terjadi: aset sebesar itu hanya mampu menyumbang retribusi sekitar Rp1 miliar per tahun.
“Bangunan-bangunan itu mangkrak. Sebagian besar sudah tidak layak pakai, bahkan ada yang benar-benar hancur. Ini jelas pemborosan,” tegas Edi usai rapat dengar pendapat, Senin (14/4/2025).
KPK Tetapkan Gubri Wahid, Kadis PUPR Riau dan Tenaga Ahli Jadi Tersangka
Dukung Penguatan Media Siber, KH. Ma’ruf Amin Bersedia Jadi Ketua Dewan Penasehat SMSI
Kondisi mengenaskan terlihat nyata ketika media meninjau langsung Stadion Kaharuddin Nasution di kawasan Rumbai, Selasa (13/4/2025). Stadion yang dahulu menjadi pusat sorak-sorai para atlet dan penonton, kini dipenuhi rumput liar yang menjalar hingga ke tribun. Beberapa kursi penonton patah, dinding bangunan mengelupas, dan di sudut lain, genangan air bekas kolam atletik berubah fungsi menjadi tempat memancing warga.
“Dulu stadion ini ramai, sekarang malah jadi tempat nongkrong anak-anak malam. Seram juga kadang,” ujar Roni (38), warga yang tinggal tak jauh dari lokasi.