PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Di lapangan, suasana barak yang selama ini identik dengan kekakuan dan tekanan ternyata berubah menjadi tempat yang memberi struktur dan rutinitas bagi anak-anak. Banyak dari mereka mulai menikmati aktivitas harian yang teratur, termasuk olahraga pagi, pelatihan kepribadian, hingga sesi konseling.
Penting untuk dicatat, bahwa pendekatan ini bukan solusi tunggal. Evaluasi tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan program. Namun, langkah berani ini layak diapresiasi sebagai upaya mencari terobosan baru di tengah darurat kenakalan remaja.
Untuk itu, pemerintah daerah lain yang selama ini gagal menangani masalah anak-anak usia sekolah yang kerap berperilaku menyimpang, perlu membuka mata dan menjadikan inisiatif Pemprov Jawa Barat sebagai bahan refleksi. Jika pendekatan konvensional tak lagi efektif, tidak ada salahnya menengok metode alternatif yang lebih tegas namun tetap terukur. Dengan pengawasan lintas sektor dan melibatkan persetujuan keluarga, pendidikan karakter berbasis kedisiplinan bisa menjadi jalan tengah yang membawa perubahan nyata.
Alih-alih terjebak pada narasi ketakutan, sudah saatnya pemimpin di daerah melihat program semacam ini sebagai peluang, bukan ancaman. Di tangan yang bijak, pendidikan ala barak bisa menjadi ruang pembentukan karakter, bukan penindasan. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk bertindak, dan keberanian untuk keluar dari cara lama yang sudah tak lagi relevan. *