POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR
Home Mancangenara

India-Pakistan Kian Panas, Siapa Unggul di Medan Perang?

Rabu, 7 Mei 2025 | 11:27:03 WIB
Editor : Rea | Penulis :
India-Pakistan Kian Panas, Siapa Unggul di Medan Perang?
Infografis: Defence-Squad

ISLAMABAD – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali menjadi sorotan, seiring meningkatnya kekuatan militer kedua negara sejak bentrokan bersenjata terakhir pada 2019. Meski belum meletus konflik terbuka, para pengamat menyebut kawasan Asia Selatan kini berada dalam risiko eskalasi militer yang lebih serius.

Sejak merdeka dari Inggris, India dan Pakistan telah berperang tiga kali—1948, 1965, dan 1971—dengan wilayah sengketa Kashmir sebagai titik api utama. Pada 2019, konflik kembali memanas ketika India melancarkan serangan udara ke wilayah Pakistan menyusul serangan bom terhadap konvoi militer di Kashmir. Dua hari kemudian, Pakistan membalas dengan menjatuhkan jet tempur India. Insiden ini mendorong kedua negara meningkatkan sistem pertahanannya secara signifikan.

“Setiap pihak merasa kini berada di posisi yang lebih siap dibanding sebelumnya,” kata Muhammad Faisal, peneliti keamanan Asia Selatan dari University of Technology Sydney. “Tapi siapa yang unggul baru akan terlihat jika perang betul-betul pecah.”

Baca :

Kekuatan Udara Jadi Penentu

Salah satu pembaruan terbesar ada di langit. India kini mengoperasikan 36 jet tempur Rafale buatan Prancis, yang dikenal memiliki teknologi tercanggih dan dilengkapi rudal Meteor berkemampuan beyond visual range (BVR). Di sisi lain, Pakistan telah menerima setidaknya 20 unit J-10C buatan China sejak 2022, dilengkapi rudal PL-15 yang sekelas dengan Meteor.

Untuk sistem pertahanan udara, India telah menerima S-400 dari Rusia, yang dikenal efektif dalam mendeteksi dan menghancurkan berbagai jenis ancaman udara. Sebagai tandingan, Pakistan mengandalkan HQ-9 buatan China yang dikembangkan dari sistem S-300 Rusia.

“Pertarungan ini bukan cuma soal India dan Pakistan, tapi juga bisa menjadi ajang uji kekuatan antara teknologi militer Barat dan China,” kata Faisal.

India kini menghadapi dilema strategis: berapa banyak kekuatan udara yang perlu dikerahkan ke perbatasan barat dengan Pakistan, sementara mereka juga harus siaga terhadap China di perbatasan timur.

Campur Tangan China dan Amerika

Posisi China sebagai pemasok utama peralatan militer Pakistan, sekaligus rival utama India, membuat dinamika di kawasan makin rumit. Walaupun Amerika Serikat kerap mendesak kedua negara untuk meredakan ketegangan, Washington juga berkepentingan memantau kekuatan udara Beijing melalui konflik ini.

China dan India sendiri memiliki sejarah konflik, termasuk perang perbatasan singkat pada 1962 dan bentrokan terakhir di Himalaya pada 2022. Ketegangan ini menjadikan konflik India-Pakistan bukan hanya soal dua negara, tapi bagian dari perebutan pengaruh regional yang lebih luas.

Dominasi Drone dan Rudal

Selain jet tempur, kedua negara mulai mengandalkan drone bersenjata dan rudal jarak menengah untuk menghindari risiko pilot jatuh. India telah membeli drone Heron Mark 2 dari Israel dan memesan drone Predator dari AS. Sedangkan Pakistan mengoperasikan drone tempur Bayraktar TB2 dan Akinci buatan Turki, yang telah terbukti di medan perang Ukraina.

Pekan lalu, Pakistan menguji coba rudal balistik jarak menengah dengan jangkauan 450 km. Militer menyatakan uji coba ini menunjukkan kesiapan angkatan bersenjata menghadapi segala bentuk agresi. Sementara India memiliki rudal balistik Agni dan rudal jelajah BrahMos yang memiliki jangkauan sekitar 300 km.

Balapan Senjata Nuklir

Sejak 1998, baik India maupun Pakistan telah mengakui statusnya sebagai negara bersenjata nuklir. India menganut doktrin "No First Use"—tidak akan menggunakan senjata nuklir kecuali diserang terlebih dahulu. Sebaliknya, Pakistan mengadopsi doktrin "First Use", yang memungkinkan penggunaan senjata nuklir sebagai respons awal jika ancaman terhadap eksistensi nasional dianggap nyata.

Menurut Carnegie Endowment for International Peace, Pakistan menetapkan empat batasan yang bisa memicu serangan nuklir: pelanggaran wilayah yang luas, kehancuran signifikan terhadap kekuatan militer, pengepungan ekonomi ekstrem, atau instabilitas politik dalam negeri akibat agresi asing.

Uji coba nuklir pertama India dilakukan pada 1974 (dikenal sebagai Smiling Buddha) yang memicu perlombaan senjata di Asia Selatan. Pakistan, yang sebelumnya kalah telak dalam Perang 1971 hingga kehilangan Pakistan Timur (kini Bangladesh), menganggap senjata nuklir sebagai jaminan eksistensi nasional. Pada Mei 1998, Pakistan menanggapi uji coba India dengan melakukan serangkaian tes nuklir sebagai pernyataan terbuka atas kapabilitasnya.

Risiko Nyata Konflik

Kaiser Tufail, mantan pilot tempur Pakistan, memperingatkan bahwa jika bentrokan militer kembali terjadi, India kemungkinan akan melakukan serangan lebih tajam. “India gagal memberikan efek gentar pada 2019. Kali ini mereka bisa bertindak lebih keras, dan itu membuat situasi jauh lebih berbahaya,” ujarnya.

Perdana Menteri India Narendra Modi juga pernah menyatakan bahwa jika saat itu negaranya sudah memiliki Rafale, hasil bentrokan 2019 bisa berbeda.

Dengan kekuatan militer yang terus berkembang di kedua belah pihak, serta ambisi strategis yang semakin besar, pertanyaan kini bukan lagi siapa lebih kuat, melainkan siapa yang akan menahan diri lebih lama sebelum menarik pelatuk. *


Pilihan Editor
Berita Lainnya
riau
BSP Tetapkan Lima Prioritas Kerja untuk Jaga Produksi Minyak
Selasa, 30 September 2025 | 07:05:47 WIB
nusantara
Komnas HAM Bongkar Fakta Mengejutkan di Tesso Nilo di Riau
Senin, 29 September 2025 | 15:17:00 WIB
Pasar
Wajah
Dipercaya Gubri Jabat Kadis PMD Riau, Ini Harapan Mhd Firdaus
Dipercaya Gubri Jabat Kadis PMD Riau, Ini Harapan Mhd...
Jumat, 19 September 2025 | 23:14:21 WIB
Artikel Popular
1
2
3
politikus
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu Revisi
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu...
Jumat, 3 Januari 2025 | 16:30:00 WIB
Politik
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Senin, 5 Mei 2025 | 11:59:34 WIB
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Minggu, 16 Maret 2025 | 10:04:32 WIB
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Kamis, 13 Maret 2025 | 11:56:04 WIB