PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
“Pertanyaannya sekarang adalah: apa batasan ketelanjangan menurut panitia? Apakah hanya soal bagian tubuh tertentu, atau juga soal material pakaian?” ungkap Amanda Kartika, dosen kajian budaya di Universitas Indonesia.
Masalah definisi memang menjadi persoalan. Ketika Florence Pugh mengenakan gaun Valentino Haute Couture yang memperlihatkan bagian dadanya di Roma pada 2022, publik terbelah antara yang menganggapnya sebagai bentuk ekspresi diri dan yang menilai sebagai pelanggaran norma estetika.
Festival Cannes juga memperbarui aturan lain dalam kode berpakaian, termasuk larangan terhadap pakaian dengan kereta terlalu besar yang dapat mengganggu pergerakan. Beberapa kalangan menilai aturan ini muncul karena tren ekstrem belakangan ini, seperti yang ditunjukkan Bianca Censori. Istri rapper Ye (Kanye West) itu sempat menjadi sorotan karena mengenakan pakaian jaring tembus pandang ke Grammy tanpa pakaian dalam.
“Yang dikenakan Bianca Censori bukan lagi gaun — itu statement ekstrem yang nyaris meniadakan nilai artistik,” kata Irwan Siregar. “Cannes tampaknya tidak mau dijadikan panggung untuk ekspresi vulgar semacam itu.”
Bagi penyelenggara, menjaga citra Cannes sebagai festival seni dan perfilman dunia berarti menegaskan batas antara ekspresi kreatif dan eksibisionisme. Karpet merah, meski glamor, tetap memiliki batas norma yang ingin ditegakkan. *