PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Festival Film Cannes 2025 membawa angin perubahan. Salah satu yang paling mencolok adalah larangan terhadap busana yang mengandung unsur ketelanjangan di karpet merah. Aturan ini diumumkan hanya sehari sebelum pembukaan resmi festival yang digelar di Prancis Selatan.
Dalam situs resminya, panitia Cannes menegaskan bahwa "ketelanjangan dilarang di karpet merah serta seluruh area festival". Keputusan ini disebut diambil atas dasar “alasan kesopanan”.
Selama beberapa tahun terakhir, tren naked dress — gaun yang menonjolkan ilusi tubuh telanjang melalui bahan transparan atau potongan ekstrem — memang mendominasi berbagai gelaran karpet merah. Gaun-gaun semacam itu, yang kerap dikenakan oleh model dan aktris papan atas, sering kali dirancang untuk memicu pembicaraan, atau bahkan kontroversi.
Namun kini, tren tersebut mendapat pembatasan tegas. “Ini sinyal bahwa Cannes ingin menjaga reputasinya sebagai festival yang menjunjung elegansi dan seni film, bukan sekadar ajang pamer tubuh,” ujar Irwan Siregar, pengamat mode dan budaya populer, kepada media.
Perubahan aturan ini bisa membuat suasana karpet merah Cannes tahun ini tampak jauh lebih konservatif. Pada 2023, misalnya, model Bella Hadid mengenakan gaun Saint Laurent yang nyaris transparan di bagian atas. Fotografer dan selebritas Nadia Lee Cohen juga tampil dengan busana rajutan tipis saat pemutaran film The Shrouds, sementara aktris Vicky Krieps mengenakan gaun tembus pandang dari Armani Privé.
“Pertanyaannya sekarang adalah: apa batasan ketelanjangan menurut panitia? Apakah hanya soal bagian tubuh tertentu, atau juga soal material pakaian?” ungkap Amanda Kartika, dosen kajian budaya di Universitas Indonesia.
Masalah definisi memang menjadi persoalan. Ketika Florence Pugh mengenakan gaun Valentino Haute Couture yang memperlihatkan bagian dadanya di Roma pada 2022, publik terbelah antara yang menganggapnya sebagai bentuk ekspresi diri dan yang menilai sebagai pelanggaran norma estetika.
Festival Cannes juga memperbarui aturan lain dalam kode berpakaian, termasuk larangan terhadap pakaian dengan kereta terlalu besar yang dapat mengganggu pergerakan. Beberapa kalangan menilai aturan ini muncul karena tren ekstrem belakangan ini, seperti yang ditunjukkan Bianca Censori. Istri rapper Ye (Kanye West) itu sempat menjadi sorotan karena mengenakan pakaian jaring tembus pandang ke Grammy tanpa pakaian dalam.
“Yang dikenakan Bianca Censori bukan lagi gaun — itu statement ekstrem yang nyaris meniadakan nilai artistik,” kata Irwan Siregar. “Cannes tampaknya tidak mau dijadikan panggung untuk ekspresi vulgar semacam itu.”
Bagi penyelenggara, menjaga citra Cannes sebagai festival seni dan perfilman dunia berarti menegaskan batas antara ekspresi kreatif dan eksibisionisme. Karpet merah, meski glamor, tetap memiliki batas norma yang ingin ditegakkan. *