POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR

Pembunuhan Dua Staf Kedutaan Israel di Washington DC adalah Tindakan yang Tak Termaafkan

opini | Minggu, 25 Mei 2025 | 18:01:29 WIB
Editor : Rea | Penulis : Moustafa Bayoumi
Profesor Moustafa Bayoumi
Profesor Moustafa Bayoumi

PEMBUNUHAN dua staf Kedutaan Besar Israel di Washington DC pada Rabu malam adalah tindakan yang sangat tidak bisa diterima. Korban, Yaron Lischinsky dan Sarah Milgrim, seharusnya masih hidup, dan pelaku harus dihadapkan pada keadilan. Aksi kekerasan politik yang berani ini, terjadi di jantung ibu kota negara, hanya menegaskan satu hal yang jelas: semua bentuk kekerasan — apakah di Washington DC, Gaza, Jenin, atau Israel, dan apapun metodenya, baik peluru, bom, atau kelaparan paksa — harus dihentikan, dan harus segera dihentikan.

Informasi yang kita miliki sejauh ini adalah bahwa tak lama setelah pukul 9 malam pada Rabu, seorang pria bersenjata mendekati kelompok empat orang yang baru saja meninggalkan sebuah acara di Museum Yahudi Capitol yang diselenggarakan oleh American Jewish Committee. (Dilaporkan acara tersebut “berfokus pada upaya mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui kerja sama Israel-Palestina dan regional.”) Pria bersenjata yang diduga, yang media identifikasi sebagai Elias Rodriguez, 31 tahun, dari Chicago, terlihat mondar-mandir di luar museum ketika dia melihat kelompok itu keluar dari gedung. Dia kemudian menembaki kelompok tersebut dari jarak dekat dan membunuh dua orang. Setelah itu, dia masuk ke dalam gedung dan ditahan oleh petugas keamanan acara. Dalam rekaman video, dia tampak dalam keadaan diborgol sambil meneriakkan “bebaskan, bebaskan Palestina”.

Tindakan kriminal seperti pembunuhan keji ini tidak akan mengantarkan kemerdekaan Palestina ataupun kebebasan siapa pun. Tindakan bodoh dan mengerikan ini harus ditentang bukan hanya karena melanggar moral, tetapi juga karena dunia harus segera memusatkan perhatian untuk menekan Israel menghentikan blokade Gaza dan mengizinkan bantuan kemanusiaan mengalir masuk ke wilayah yang dikepung, sebelum puluhan ribu warga Palestina — termasuk 14.000 bayi menurut PBB — meninggal akibat kelaparan paksa dalam beberapa hari ke depan.

Baca :

Sudah sejak awal pemerintah Israel memanfaatkan pembunuhan ini untuk menuding para pengkritiknya dan mengalihkan perhatian dari tindakan mereka sendiri. Dalam konferensi pers di Yerusalem, Gideon Sa’ar, Menteri Luar Negeri Israel, menuduh “pemimpin dan pejabat dari banyak negara dan organisasi internasional, terutama dari Eropa” telah menghasut kekerasan terhadap Israel, yang menurutnya “secara langsung berujung pada pembunuhan ini”.

Jutaan orang menyatakan penolakan keras terhadap tindakan Israel tanpa menggunakan kekerasan politik yang mematikan. Justru itulah yang harus kita lakukan sekarang, dengan suara yang lebih lantang dari sebelumnya, sebelum kekerasan ini semakin meluas dan menelan lebih banyak nyawa tak berdosa.


Pilihan Editor
Berita Lainnya
pelalawan
Bupati Pelalawan Zukri Serahkan SK CPNS Formasi 2024 dan Guru PPPK
Jumat, 11 Juli 2025 | 20:38:13 WIB
Pasar
Wajah
Ruben Onsu Jadi Mualaf, Harap Bisa Istikamah
Ruben Onsu Jadi Mualaf, Harap Bisa...
Senin, 31 Maret 2025 | 15:16:00 WIB
Artikel Popular
3
5
politikus
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu Revisi
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu...
Jumat, 3 Januari 2025 | 16:30:00 WIB
Politik
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Senin, 5 Mei 2025 | 11:59:34 WIB
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Minggu, 16 Maret 2025 | 10:04:32 WIB
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Kamis, 13 Maret 2025 | 11:56:04 WIB