PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
GAZA - Gaza kembali memanas. Rabu lalu, wilayah Shujaiya di timur Kota Gaza menjadi saksi penyergapan besar-besaran yang dilancarkan oleh Brigade Al-Quds, sayap militer dari Jihad Islam Palestina. Operasi yang diklaim sebagai salah satu yang paling kompleks ini menargetkan konvoi militer Israel dengan hasil yang disebut-sebut menewaskan dan melukai sekitar 40 tentara dan perwira.
Penyergapan dimulai dari jaringan terowongan bawah tanah yang telah dibangun selama tiga hari sebelumnya. Dari jalur inilah para pejuang muncul secara tiba-tiba dan langsung menggempur konvoi kendaraan lapis baja Israel. Ladang ranjau yang telah disiapkan meledak serentak, menghantam kendaraan-kendaraan tempur. Beberapa tank menjadi sasaran langsung rudal anti-tank, sementara rumah-rumah yang dijadikan tempat persembunyian tentara Israel dihantam dengan peluru kendali penghancur benteng.
Rekaman yang dirilis Brigade Al-Quds menunjukkan persiapan matang mereka. Enam alat peledak anti-tank ditanam di jalur konvoi, dan seluruh pergerakan musuh dipantau sebelum akhirnya diledakkan tepat waktu. Setelah ledakan, pasukan Israel disebut-sebut berusaha melakukan evakuasi di bawah lindungan tembakan dan asap pelindung. Helikopter terlihat mengevakuasi korban dari lokasi.
Tidak hanya berhenti di situ. Salah satu rumah yang dipenuhi sepuluh tentara Israel dihantam peluru kendali 107, memicu kobaran api besar. Rumah lain yang diyakini menjadi tempat persembunyian sekitar 20 tentara dan perwira dihantam roket TPG. Serangan itu segera berlanjut menjadi kontak senjata jarak dekat, menggunakan senapan ringan dan senjata otomatis. Brigade Al-Quds mengklaim, para tentara Israel sempat melarikan diri dalam kepanikan, namun sejumlah dari mereka berhasil dilumpuhkan di tempat.
Komandan lapangan yang memimpin operasi tersebut menyampaikan melalui Telegram bahwa seluruh rangkaian serangan telah dirancang dan direncanakan sesuai dengan medan tempur. Ia mengklaim bahwa para pejuangnya berhasil menguasai situasi dan mengendalikan sepenuhnya pergerakan pasukan Israel dan kendaraan mereka. Ia juga menyebut bahwa sebagian besar korban mengalami luka bakar berat, dan menyindir bahwa pihak Israel mencoba menyembunyikan jumlah korban dengan menutupi fakta di lapangan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Brigade Al-Quds semakin sering merilis dokumentasi serangan mereka, khususnya di Jalur Gaza bagian utara dan selatan. Video demi video menunjukkan konvoi Israel yang digempur, kendaraan yang meledak, serta pasukan yang tersudut. Beberapa hari sebelumnya, Radio Militer Israel melaporkan bahwa sejak operasi militer dilanjutkan pada 18 Maret, setidaknya 30 tentara Israel tewas di Jalur Gaza, sebagian besar akibat ledakan ranjau dan serangan mendadak.
Sementara itu, media Israel seperti Haaretz mencatat bahwa sepanjang bulan Juni saja, sekitar 20 tentara Israel kehilangan nyawa dalam operasi darat. Tiga lainnya dilaporkan tewas dalam bentrokan terbaru di wilayah utara dan selatan Gaza pada hari Jumat. Laporan ini menambah panjang daftar korban dalam konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Brigade Al-Quds, melalui juru bicara dan komandan lapangannya, menegaskan bahwa penyergapan seperti di Shujaiya akan terus dilakukan selama pendudukan Israel masih berlangsung. Serangan itu, menurut mereka, adalah bentuk perlawanan sah atas agresi yang tiada henti terhadap rakyat Palestina. *
Sumber: Republika