PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Lebih dari dua dekade sejak pertama kali diterbitkan, One Piece tidak hanya hidup di dalam halaman manga atau layar kaca. Ia hidup di hati pembacanya, khususnya mereka yang pernah merasakan bagaimana rasanya tidak dianggap, tidak didengarkan, dan tidak mendapat tempat yang adil dalam sistem.
Hari ini, ketika Jolly Roger dikibarkan di belakang truk-truk milik sopir dan pekerja kecil di Indonesia, kita sedang menyaksikan bagaimana kisah fiksi telah menjelma menjadi simbol perlawanan sosial. Simbol itu tidak bicara tentang kekacauan, melainkan tentang harapan. Tentang semangat untuk tidak tunduk begitu saja terhadap keadaan, dan keberanian untuk tetap bermimpi di tengah dunia yang sering tidak berpihak. *