PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Di balik petualangan dan humor yang menghibur, One Piece sarat dengan kritik terhadap kekuasaan, penindasan, dan manipulasi kebenaran. Cerita ini memperlihatkan bagaimana Pemerintah Dunia—sebuah organisasi global dalam dunia One Piece—tidak selalu bertindak demi kebenaran. Mereka menutupi sejarah, memanipulasi informasi, menindas yang lemah, dan mempertahankan stabilitas dengan cara apa pun—even if it means silencing justice.
Dalam beberapa arc penting, seperti Alabasta, Enies Lobby, Dressrosa, dan Wano, Luffy dan krunya berkali-kali berhadapan dengan penguasa-penguasa lokal yang sewenang-wenang, serta struktur kekuasaan yang menciptakan ketimpangan dan penderitaan. Mereka melawan bukan karena diperintah, tapi karena tidak tahan melihat orang biasa disiksa oleh kekuasaan yang semena-mena.
Lebih dari Sekadar Bendera Hitam
Setiap kru bajak laut dalam One Piece memiliki Jolly Roger—bendera hitam bertengkorak yang menjadi simbol identitas mereka. Namun di tangan Eiichiro Oda, simbol ini tidak digambarkan sebagai tanda kejahatan. Sebaliknya, Jolly Roger adalah simbol dari mimpi, kebebasan, dan perlawanan.
Topi Jerami milik Luffy, misalnya, adalah lambang dari cita-cita dan warisan semangat kebebasan. Dalam cerita ini, banyak bajak laut yang bukan kriminal, melainkan orang-orang yang menolak untuk diperintah oleh kekuasaan yang korup.
Jolly Roger adalah tanda bahwa seseorang telah memilih jalannya sendiri—meski jalur itu dianggap menyimpang oleh sistem yang dominan. Dan karena itulah, simbol ini begitu kuat dan relevan di dunia nyata.