PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU — Tiga relawan dan aktivis asal Indonesia yang tergabung dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla untuk menembus blokade Gaza akhirnya kembali ke Tanah Air setelah menyelesaikan rangkaian pelayaran di kawasan Mediterania.
Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, pulang melalui Siprus, sementara dua relawan lainnya, yakni Wanda Hamidah dari IGPC dan Muhammad Faturrahman dari Aqsa Working Group (AWG), kembali melalui Italia.
Direktur Media dan Pemberitaan IGPC, Coky Muhammad, menjelaskan bahwa Husein telah berangkat dari Siprus pada Jumat (3/10/2025) dan diperkirakan tiba di Bandara Soekarno–Hatta pada Sabtu (4/10/2025) sore. “Ketua Koordinator IGPC Muhammad Husein sudah kembali ke Indonesia melalui penerbangan dari Siprus dan diperkirakan tiba sore ini,” ujarnya.
Menurut Coky, dua relawan lainnya, Wanda dan Fatur, juga dijadwalkan pulang melalui Italia. “Kabar terakhir yang kami terima, keduanya sedang bersiap kembali ke Indonesia,” katanya.
IGPC diketahui mengirim 30 relawan dan aktivis dalam misi Global Sumud Flotilla, yang merupakan bagian dari Sumud Nusantara — perwakilan Asia Tenggara dan Asia Selatan dari jaringan flotilla internasional tersebut. Indonesia juga berkontribusi dengan menyumbangkan lima kapal yang dibeli di Italia, Spanyol, Tunisia, dan Yunani, hasil donasi masyarakat untuk mendukung misi kemanusiaan tersebut.
Para relawan IGPC berangkat dari Tunisia pada awal September 2025 untuk bergabung dengan konvoi Global Sumud Flotilla. Namun, setelah melakukan evaluasi situasi di lapangan, delegasi Indonesia memutuskan menarik diri dari pelayaran utama menuju Gaza. Meski demikian, kapal-kapal yang telah disiapkan tetap diserahkan kepada panitia flotilla internasional sebagai bentuk dukungan terhadap tujuan kemanusiaan.
Tiga relawan Indonesia, yakni Husein, Wanda, dan Fatur, tetap melanjutkan perjalanan dengan kapal berbeda. Husein berlayar menggunakan Kapal Observer Nusantara dari Dermaga Gammarth pada 18 September, sedangkan Wanda berangkat lebih awal menggunakan Kapal Keiser pada 16 September dari Dermaga Sidi Bou Said. Faturrahman menyusul sehari kemudian dengan Kapal Kamr dari dermaga yang sama.
Dalam perjalanan, mereka sempat mengalami kendala teknis di perairan Italia akibat kerusakan kapal. Wanda dan Fatur harus menunggu kapal pengganti sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanan bersama konvoi utama yang berjumlah 44 kapal. Sementara itu, Husein kemudian bergabung dengan Kapal Summertimes-Jong, yang berstatus sebagai kapal pengamat (observer) di bawah koordinasi Global Sumud Flotilla. Kapal tersebut membawa 21 aktivis internasional, termasuk Nadir al-Nuri dari Malaysia, anggota steering committee flotilla global.
Misi kapal pengamat adalah melakukan pemantauan, dokumentasi, dan pengumpulan bukti apabila terjadi serangan terhadap armada kemanusiaan. Ketika tentara laut Israel menyerang 42 kapal flotilla pada Rabu (1/10/2025) dan Kamis (2/10/2025), Kapal Summertimes bersama Kapal Legal Shirene memilih berputar haluan menuju Siprus demi menghindari penyerangan langsung.
Dalam serangan tersebut, dilaporkan sebanyak 512 relawan dan aktivis dari 47 negara masih ditahan oleh otoritas Israel. Hingga kini, sejumlah organisasi kemanusiaan internasional terus menyerukan pembebasan mereka dan mendesak dunia internasional untuk menekan Israel agar menghentikan tindakan penahanan terhadap peserta misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla. *