POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR

Pekanbaru dan Parkir; Ketika Kantong Rakyat Jadi Lumbung Para Bandit

opini | Sabtu, 1 Maret 2025 | 14:35:08 WIB
Editor : Rea | Penulis : Adlis Pitrajaya
Seorang petugas parkir di salah satu gerai milik Indomaret.
Seorang petugas parkir di salah satu gerai milik Indomaret.

Pekanbaru, kota yang semakin hari semakin sesak dengan kendaraan, ternyata juga semakin sesak dengan pungutan parkir yang kian mencekik. Tidak percaya? Coba saja parkir di pinggir jalan atau di minimarket, - tidak lama kemudian, seseorang dengan rompi kusam dan karcis lusuh akan menghampiri Anda, menagih retribusi yang sebagian entah ke mana perginya.

Parkir di Pekanbaru bukan lagi sekadar urusan menaruh kendaraan dan membayar ongkos, tapi sudah menjadi industri terselubung yang digarap dengan rakus oleh berbagai pihak, dari preman jalanan hingga pejabat berdasi. Dalihnya? Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Faktanya? Uang yang masuk ke kas daerah justru mengalir seperti air ke kantong-kantong pribadi.
 
Jika tarif parkir tinggi berbanding lurus dengan layanan yang diberikan, barangkali masyarakat tidak akan terlalu keberatan. Tapi kenyataannya? Nol besar! Bayar parkir Rp2.000 - Rp5.000 sekali parkir, tapi aspal tetap berlubang, marka parkir nyaris tak terlihat, dan keamanan kendaraan? Jangan berharap! Jika motor atau mobil Anda lecet atau hilang, petugas parkir hanya akan angkat bahu dan berkata, “Bukan tanggung jawab kami.”

Mau yang lebih sadis? Coba parkir di beberapa ruas jalan protokol Pekanbaru. Beberapa oknum sudah menguasai lahan parkir seperti raja kecil. Bahkan ada pula yang terang-terangan memungut tanpa memberikan karcis. Pendapatan daerah? Ah, itu urusan nanti.

Baca :

Mafia Parkir: Dari Jalanan Hingga Meja Kekuasaan
Tak perlu menjadi jenius untuk menyadari bahwa ada permainan besar dalam bisnis parkir ini. Parkir liar yang bertebaran di mana-mana bukan hanya hasil kerja preman jalanan, tetapi juga bagian dari rantai panjang mafia yang menjalar hingga meja birokrat.

Tender pengelolaan parkir? Hanya nama besar yang bisa menang, itu pun jika mereka tahu siapa yang harus “dihormati” di balik layar. Jatah setoran? Tentu ada. Dan seperti biasa, yang dikorbankan adalah rakyat kecil yang harus membayar parkir setiap hari tanpa pernah tahu uang mereka masuk ke kas daerah atau ke kantong pejabat serakah.


Pilihan Editor
Berita Lainnya
siak
Ketika Pipa Korosi Menggerogoti PAD Siak
Minggu, 6 Juli 2025 | 21:08:03 WIB
Pasar
Wajah
Ruben Onsu Jadi Mualaf, Harap Bisa Istikamah
Ruben Onsu Jadi Mualaf, Harap Bisa...
Senin, 31 Maret 2025 | 15:16:00 WIB
Artikel Popular
1
2
politikus
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu Revisi
Jazuli: Nilai Undang Undang Pemilu Perlu...
Jumat, 3 Januari 2025 | 16:30:00 WIB
Politik
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Riau dan Gagalnya Mimpi Wisata
Senin, 5 Mei 2025 | 11:59:34 WIB
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Tradisi Unik yang Penuh Makna dan Keseruan
Minggu, 16 Maret 2025 | 10:04:32 WIB
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Bali Destinasi Wisata Nomor Satu di Asia-Pasifik
Kamis, 13 Maret 2025 | 11:56:04 WIB