PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Pada Minggu (26/5), seorang anak laki-laki berusia empat tahun, Mohammed Yassine, dilaporkan meninggal karena kelaparan. Ia bergabung dengan puluhan anak lainnya yang tewas akibat kekurangan gizi akut. Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa lebih dari 70.000 anak di Gaza kini menghadapi ancaman gizi buruk tingkat berat.
Di wilayah lain, serangan udara Israel menghantam tenda pengungsi di pusat kota Deir el-Balah, menewaskan seorang ibu dan anak-anaknya. Di Bani Suheila, Khan Younis timur, seorang anak tewas setelah tenda keluarganya dihantam pesawat tak berawak.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut, anak-anak mencakup 31 persen dari total korban tewas selama 19 bulan agresi Israel. Angka ini belum termasuk korban yang masih tertimbun reruntuhan atau belum teridentifikasi.
PBB dalam laporannya menyebut Israel menggunakan kekuatan militer secara tidak proporsional dengan menyasar wilayah padat penduduk, termasuk serangan berulang terhadap bangunan tempat tinggal. Hal ini dinilai berkontribusi besar terhadap tingginya angka kematian anak-anak Palestina.
Dalam serangan di Jabaliya, Gaza utara, sedikitnya lima orang tewas, termasuk dua perempuan dan seorang anak. Sementara itu, sembilan dari sepuluh anak Dr. Alaa Amir al-Najjar juga menjadi korban dalam serangan terpisah. Anak bungsunya, Adam (11), kini dalam kondisi kritis di ruang perawatan intensif.