|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
Editor : Red | Penulis : Putrajaya
PEKANBARU - Polemik antara anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra, Endipat Wijaya, dan kreator konten sekaligus CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, akhirnya mereda. Endipat dikabarkan telah menghubungi Ferry secara langsung untuk menyampaikan permintaan maaf terkait pernyataannya di rapat Komisi I yang sempat menjadi perbincangan publik.
Kontroversi bermula ketika Endipat, dalam rapat bersama Kementerian Komunikasi dan Informasi Digital (Komdigi), melontarkan kritik yang dianggap menyinggung pihak tertentu yang “datang ke lokasi bencana dan merasa paling bekerja”. Ungkapan itu segera dikaitkan warganet dengan Ferry Irwandi, yang sebelumnya aktif menggalang dan menyalurkan bantuan untuk korban bencana di Sumatra.
Permintaan maaf Endipat itu dikonfirmasi langsung oleh Ferry melalui akun Instagram pribadinya pada Selasa (9/12).
Bjorka Balas Dendam: 341 Ribu Data Polisi Tersebar Setelah Penangkapan ‘Bjorka Palsu
Pangeran Arab Saudi 'Yang Tertidur' Meninggal Dunia Setelah 20 Tahun Koma
“Beliau sudah menghubungi saya secara personal dan minta maaf. Saya menerima, karena tidak ada gunanya memelihara konflik di situasi seperti sekarang,” tulis Ferry lewat akun @irwandiferry.
Ferry menambahkan bahwa dalam komunikasi tersebut ia turut menyampaikan sejumlah kondisi dan kebutuhan warga terdampak bencana. Menurutnya, Endipat terbuka menerima masukan tersebut.
“Saya sudah sampaikan beberapa concern dan kebutuhan masyarakat di lapangan, dan beliau menerima,” ujarnya.
Abdul Qohar Dimutasi Jadi Kajati Sultra, Setelah Ukir Jejak Panjang di Jampidsus
SDN 42 Pekanbaru Juara Turnamen SD/MI Sederajat se-Riau
Di sisi lain, Ferry mengaku tidak menyimpan kemarahan atas sindiran tersebut. Dukungan luas dari masyarakat disebutnya menjadi alasan ia tetap bersikap tenang.
“Saya sama sekali tidak merasa marah atau kesal. Dukungan dari teman-teman semua luar biasa, sangat masif. Sulit untuk merasa kesal ketika mendapat support sebesar ini,” tulisnya.
Sebelumnya, komentar Endipat dalam rapat Komisi I DPR pada Senin (8/12) ramai dikritik. Dalam forum itu, ia menyoroti pihak yang dinilainya berlebihan dalam mengeklaim peran saat membantu korban bencana di Sumatra.
Setelah Dikritik, DPR Kembali Bahas RUU TNI di Parlemen
Mantan Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Penuhi Panggilan Polisi, setelah Dua Kali Menunda
Endipat bahkan membandingkan donasi masyarakat—yang ia sebut sekitar Rp10 miliar—dengan anggaran pemerintah yang menurutnya mencapai triliunan rupiah untuk penanganan bencana.
“Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja. Negara sudah hadir dari awal. Pemerintah sudah bikin ratusan posko,” kata Endipat dalam rapat yang disiarkan secara resmi.
Ia juga meminta Komdigi lebih agresif menyebarkan informasi terkait kerja pemerintah, agar tidak kalah dengan narasi yang viral di media sosial.
PSU di 4 Kabupaten di Digelar Setelah Logistik Sampai di TPS
Hendry Ch. Bangun Terpilih Ketua Umum PWI, Setelah Bersaing Ketat dengan Petahana Atal S Depari
“Kami mohon Komdigi bisa mengamplifikasi informasi pemerintah, supaya tidak kalah viral dengan teman-teman yang sok paling-paling di Aceh, di Sumatra, dan lainnya,” ujarnya. *