|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
Editor : Putrajaya
Asisten I Setdakab Kuansing Rahdiansyah menambahkan, keberagaman telah menjadi bagian dari keseharian pemerintahan daerah. “Di Kuansing, pejabat Forkopimda berasal dari berbagai suku dan etnis. Masyarakat sangat terbuka dan menerima perbedaan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum FPK Riau Dr. Ramli Walid menilai kondisi sosial Kuansing yang kondusif merupakan modal penting bagi pembangunan. Ia menekankan bahwa keberagaman suku, bahasa, adat, dan agama justru menjadi modal sosial (social capital) yang kuat bila dikelola dengan baik.
Saat ini, FPK Riau menaungi sekitar 80 paguyuban etnik dan daerah asal, mencerminkan keterbukaan masyarakat Riau yang sejak lama menerima kehadiran pendatang.
Keterbatasan Dana, Pemkab Siak Tetap Peduli Bantu Anak Yatim Dhuafa Santunan Bulanan Serta Seragam Gratis
Pemkab Siak Pastikan 6.323 Mahasiswa Terima Bantuan Beasiswa Tahun 2025
Sekretaris FPK Kuansing Heru AS menyampaikan bahwa ke depan, program FPK akan difokuskan pada kegiatan sosial serta pembentukan kepengurusan hingga tingkat desa dan kecamatan. Pembauran kebangsaan juga akan diperkuat melalui pendidikan, terutama menyasar generasi muda di sekolah-sekolah dengan penekanan pada karakter kebersamaan.
Rapat berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban, ditutup dengan komitmen bersama untuk menjadikan Kuansing sebagai contoh praktik pembauran kebangsaan di Riau. Sejumlah gagasan turut disampaikan oleh pengurus FPK, termasuk Fakhrunnas MA Jabbar dan T. Iskandar Johan yang memaparkan peran paguyuban etnik di Riau.