PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU - Namanya tidak kerap tampil di panggung publik, tapi pengaruhnya mengalir di jantung industri migas Indonesia selama puluhan tahun. Mohammad Riza Chalid, pria kelahiran 1960 dari keluarga keturunan Arab-Indonesia, selama ini dikenal sebagai tokoh kunci di balik jaringan bisnis minyak yang rumit, senyap, dan penuh teka-teki. Kini, pengusaha yang pernah dijuluki Gasoline Godfather itu resmi menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak dan produk kilang Pertamina, dengan nilai kerugian negara yang disebut mencapai ratusan triliun rupiah.
Nama Riza Chalid mulai mencuat ke permukaan sejak masa kejayaan Petral—anak usaha Pertamina yang berbasis di Singapura—yang menjadi tulang punggung pengadaan minyak mentah dan produk BBM untuk kebutuhan domestik. Di balik berbagai transaksi besar yang dijalankan Petral, sejumlah perusahaan seperti Global Energy Resources, Supreme Energy, Straits Oil, hingga Cosmic Petroleum disebut sebagai rekanan tetap. Tak sedikit yang menyebut, entitas-entitas ini dikendalikan langsung oleh Riza.
Namun perannya tidak berhenti di sana. Dalam perkara yang menyeretnya sebagai tersangka, Kejaksaan Agung mengungkap bahwa Riza adalah beneficial owner dari PT Orbit Terminal Merak (OTM), perusahaan yang diduga menjadi simpul dalam praktik korupsi penyewaan terminal BBM di Banten. Proyek penyewaan yang dinilai tidak diperlukan ini tetap disetujui oleh para petinggi Pertamina saat itu, meski kapasitas kilang eksisting dianggap mencukupi. Nilai kontraknya mencapai triliunan rupiah, dengan durasi jangka panjang dan harga yang dimanipulasi.
Tak hanya itu, aktivitas di terminal tersebut diduga melibatkan praktik blending—pencampuran bahan bakar bersubsidi (RON 90) agar menyerupai BBM kualitas tinggi (RON 92), yang kemudian dijual dengan harga lebih tinggi. Anak Riza, Muhammad Kerry Andrianto Riza, juga disebut sebagai pemilik manfaat dari PT Navigator Khatulistiwa, entitas yang turut berperan dalam distribusi dan pengolahan BBM di lokasi yang sama.
Gurita Bisnis di Luar Migas