PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Meski dikenal sebagai tokoh minyak, Riza Chalid tidak hanya bermain di sektor energi. Ia pernah memiliki saham mayoritas di AirAsia Indonesia melalui PT Fersindo Nusaperkasa. Ia juga menjadi pendiri KidZania Jakarta—taman hiburan edukatif anak-anak yang berada di pusat bisnis SCBD—serta sekolah Islam bilingual bergengsi, Al Jabr Islamic School di Cilandak.
Jaringannya meluas ke sektor properti, ritel, dan minuman kemasan. Majalah GlobeAsia sempat mencatat Riza sebagai salah satu dari 150 orang terkaya di Indonesia pada 2015, dengan kekayaan ditaksir mencapai 415 juta dolar AS. Namun di balik kesuksesan finansial itu, bayang-bayang kontroversi terus membayangi langkah bisnisnya.
Jejak Skandal dan Kedekatan dengan Elite
Nama Riza Chalid pernah muncul dalam pusaran skandal nasional pada 2015, ketika rekaman pembicaraan antara Ketua DPR saat itu, Setya Novanto, dengan petinggi PT Freeport Indonesia bocor ke publik. Dalam rekaman yang kemudian dikenal sebagai skandal "Papa Minta Saham", Riza disebut sebagai mediator yang mempertemukan para pihak. Meski tidak menjadi tersangka, keterlibatannya dalam pertemuan tersebut menguatkan kesan bahwa ia bukan sekadar pengusaha, melainkan memiliki akses langsung ke pusat-pusat kekuasaan.
Selama bertahun-tahun, Riza dijuluki sebagai “raja tanpa mahkota” dalam dunia energi Indonesia. Julukan itu tak lepas dari kemampuannya untuk berada di balik layar, mengatur distribusi energi nasional tanpa banyak diketahui publik. Dugaan kedekatannya dengan elit politik di masa lalu menambah panjang daftar spekulasi tentang kekuatan yang menopangnya.