PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Khairun (56 Tahun), tukang pembuat Jalur 'Pangeran Kramat Tangan Biso' di Kampung Baru Sentajo,Kecamatan Sentajo Raya. (foto: DL)
"Tak sesederhana yang kita lihat proses sebuah jalur dikerjakan," kata Pj Kades Kampung Baru Sentajo,Kecamatan Sentajo Raya, Mashuri disela-sela menerima peserta ekspedisi menyaksikan proses pengerjaan 'Jalur Pangeran Kramat Tangan Biso' yang ditukangi Khairun (56 tahun) di Kampung Baru Sentajo.
Kayu yang diambil di hutan pemilihannya melalui musyawarah dengan tokoh adat masyarakat. Kayu yang dipilih, ukuran dan jenisnya sangat berpengaruh pada ketahanan dan usia jalur. Mulai dari panjang, diameter, usia serta jenis kayu.Jalur yang dibuat dari Kayu Meranti mampu bertahan 4 tahun.Jenis Marsawa, akan bertahan hingga 6 tahun, jika jalur dirawat dengan tepat.
Saat ini diakui Mashuri, bahan baku pembuatan jalur jenis kruing, tonang, semakin sulit didapat. Mengatasinya, mereka menebang kayu yang ada di hutan lindung Kenegerian Sentajo. Hutan Lindung Kenegerian Sentajo, 350 hektare merupakan hutan adat. Untuk bisa menebangnya kayu untuk jalur, harus mengantongi izin penebangan dari penghulu Kenegerian Sentajo serta Dinas Kehutanan. Lokasi tempuh yang dilalui untuk membawa gelondongan kayu dari hutan lindung Kenegerian Sentajo sekitar 7 Kilo Meter.
Jalur 'Pangeran Kramat Tangan Biso' yang dibuat di Desa Kampung Baru Sentajo,Kecamatan Pangean yang akan diturunkan di Festival Pacu Jalur Agustus 2024 mendatang, merupakan jalur yang keempat yang dibuat desa tersebut.Jalur dengan panjang 34 meter, kedalaman 35 centimeter dan lebar 85 centi meter ini mampu menampung 53 pendayung.