PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
PEKANBARU - Mereka yang berkepribadian narsistik ternyata cenderung menikmati saat menjadi bahan pembicaraan, bahkan ketika gosip yang beredar bernada miring. Temuan ini diungkap dalam riset terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Self and Identity, dipimpin oleh Andrew Hales dari University of Mississippi.
Dalam penelitian itu, para narsisis menunjukkan kecenderungan lebih suka dibicarakan ketimbang diabaikan. Bagi mereka, menjadi pusat perhatian - baik dalam konteks positif maupun negatif - adalah bentuk pengakuan akan eksistensi diri.
Studi ini melibatkan lebih dari 2.000 responden dan menyoroti bagaimana perasaan seseorang ketika mengetahui dirinya menjadi topik gosip, terutama dari perspektif orang yang digosipkan, bukan si penyebar kabar.
Hasilnya, sekitar 64 persen peserta mengaku lebih senang jika disebut-sebut secara positif ketimbang tidak disebut sama sekali. Menariknya, sekitar 15 persen tetap memilih menjadi sasaran gosip meski isi pembicaraannya bernada negatif.
“Bagi sebagian orang, antara menjadi bahan omongan buruk atau tak dianggap sama sekali, keduanya menyakitkan. Tapi bagi mereka yang sangat peduli terhadap citra sosial-seperti individu narsistik- diabaikan bisa terasa jauh lebih menyakitkan,” ujar Hales seperti dikutip dari Study Finds, Senin (12/5/2025).