PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR |
Negara-Negara Arab Diam, Diplomasi Berputar di Tempat
Jika Eropa mulai bersuara, lain halnya dengan negara-negara Arab. Ketika darah rakyat Palestina mengalir, para pemimpin di Timur Tengah justru terjebak dalam pernyataan retoris dan diplomasi kosong.
Arab Saudi, Mesir, Yordania, hingga Uni Emirat Arab hanya mengeluarkan kecaman standar yang tak diikuti langkah nyata. Tak ada embargo dagang, tak ada pemutusan hubungan diplomatik, tak ada tekanan ekonomi terhadap Israel. Padahal sebagian besar negara Arab memiliki kekuatan finansial dan pengaruh strategis yang cukup untuk menekan Tel Aviv, setidaknya melalui forum-forum multilateral.
Beberapa analis menyebut, sebagian pemimpin Arab kini lebih sibuk dengan agenda domestik dan kepentingan geopolitik baru — seperti normalisasi hubungan dengan Israel demi proyek ekonomi jangka panjang. Di sisi lain, ketakutan akan destabilisasi kawasan dan tekanan dari Amerika Serikat membuat mereka memilih diam. Hasilnya: Palestina seperti dikhianati oleh para saudara sendiri.
Israel Menantang Dunia Tanpa Takut Konsekuensi
Tindakan Israel menyerang diplomat asing menandai eskalasi paling berani dalam agresi mereka. Bukan sekadar serangan militer, ini adalah pernyataan terbuka bahwa Israel tak takut siapa pun — bahkan negara-negara besar yang selama ini menopang eksistensinya.
Tak hanya itu, Benjamin Netanyahu juga terang-terangan menyampaikan ancaman. Jika negara-negara Eropa atau sekutunya mendukung kemerdekaan Palestina secara resmi, maka Israel akan “merapok” wilayah tambahan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.