|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
PARIAMAN – Pemerintah Kota Pariaman menyambut antusias rencana Kementerian Kebudayaan untuk mengusulkan perayaan Tabuik sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Tradisi yang telah berlangsung sejak abad ke-18 ini dinilai layak mendapat pengakuan internasional karena kekayaan nilai sejarah dan budaya yang dikandungnya.
“Kami menyambut baik niat tersebut, bahkan sudah menemui Bapak Menteri untuk menindaklanjutinya,” ujar Wali Kota Pariaman, Yota Balad, saat dihubungi dari Pariaman, Selasa (8/7).
Menurut Yota, jika Tabuik mendapat pengakuan dari UNESCO, dampaknya akan sangat besar, tidak hanya bagi pelestarian budaya, tetapi juga bagi pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat.
“Tabuik selama ini sudah menjadi magnet wisata domestik. Jika nanti masuk daftar UNESCO, wisatawan mancanegara pun akan makin tertarik datang ke Pariaman,” ujarnya.
Ia pun mendorong pelaku usaha pariwisata di Pariaman untuk mulai berbenah, meningkatkan standar pelayanan hingga ke level internasional guna menyambut tamu dari berbagai penjuru dunia.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Ferialdi, menyebutkan bahwa Tabuik telah tercatat sebagai warisan budaya tak benda di tingkat nasional sejak 2011.
“Mungkin dari situ juga Pak Menteri mengetahui dan tertarik untuk membawanya ke tingkat internasional,” kata Ferialdi.
Ia menuturkan bahwa Menteri Kebudayaan Fadli Zon sempat mengunjungi Museum Budaya Pariaman saat peresmiannya, dan juga hadir dalam puncak acara Pesona Hoyak Tabuik Piaman pada Minggu (6/7). Di sana, sang menteri menyaksikan langsung bagaimana masyarakat Pariaman mempertahankan warisan budaya tersebut selama ratusan tahun.
“Di museum, Pak Menteri melihat dokumentasi Tabuik yang tertua, yaitu tahun 1887. Sedangkan pada acara puncaknya, beliau menyaksikan bagaimana ratusan ribu pengunjung tumpah ruah,” ungkapnya.
Ferialdi menambahkan, jika rencana ini berhasil, maka Tabuik akan menjadi salah satu tradisi Indonesia yang diakui dunia internasional.
Sebelumnya, dalam sambutannya pada acara puncak Hoyak Tabuik 2025, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan pihaknya akan mempelajari lebih dalam tradisi tersebut sebelum diajukan ke UNESCO.
“Insyaallah akan kita pelajari. Jika Tabuik juga ada di negara lain, bisa kita ajukan bersama. Atau bisa juga sebagai penambahan elemen budaya ke dalam daftar yang sudah ada,” jelas Fadli.
Ia menilai, tradisi yang telah hidup dan berkembang selama lebih dari dua abad itu memiliki peluang besar untuk diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia. *
Sumber: Antara