|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin mendesak dilakukannya penyelidikan menyeluruh terkait dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan setelah 10 orang dilaporkan meninggal dunia dalam gelombang protes di berbagai daerah di Indonesia.
Aksi protes itu dipicu oleh kemarahan publik terhadap fasilitas mewah yang dinikmati anggota parlemen serta kebijakan pemerintah yang dinilai membebani masyarakat melalui pengetatan anggaran.
“Kami mengikuti secara dekat rangkaian aksi protes nasional terkait tunjangan parlemen, langkah penghematan, dan dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan,” ujar Ravina Shamdasani, juru bicara kantor HAM PBB, dikutip dari Barron’s.
Ia menekankan perlunya dialog terbuka antara pemerintah dan masyarakat guna meredakan ketegangan.
Kantor HAM PBB juga meminta adanya investigasi cepat, menyeluruh, dan transparan atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia internasional, khususnya terkait penggunaan kekerasan. Shamdasani mengingatkan bahwa aparat keamanan, termasuk militer bila diturunkan untuk menjaga ketertiban, wajib menaati prinsip-prinsip dasar penggunaan kekuatan dan senjata api.
“Pemerintah harus menghormati hak masyarakat untuk berkumpul secara damai, menyampaikan pendapat, dan memastikan media dapat meliput secara bebas,” tambahnya.
Awalnya demonstrasi berlangsung damai, namun situasi berubah ricuh setelah beredar rekaman yang memperlihatkan kendaraan lapis baja milik polisi paramiliter menabrak seorang pengemudi ojek online di Jakarta pada Kamis malam, 28 Agustus 2025.
Sejak insiden itu, protes merebak dari Jakarta hingga berbagai kota besar lainnya, menandai kerusuhan terburuk sejak Presiden Prabowo Subianto menjabat kurang dari setahun lalu. Hingga Senin malam, korban jiwa tercatat 10 orang, baik akibat tindakan aparat maupun kebakaran yang terjadi di tengah demonstrasi.
Daftar korban yang dilaporkan meninggal:
Affan Kurniawan (21), Jakarta – tewas dilindas kendaraan taktis Brimob, 28 Agustus 2025
Septinus Sesa, Manokwari – diduga meninggal akibat gas air mata, 28 Agustus
Muhammad Akbar Basri (26), Makassar – korban kebakaran Gedung DPRD, 29 Agustus
Sarina Wati (25), Makassar – korban kebakaran Gedung DPRD, 29 Agustus
Saiful Akbar (43), Makassar – korban kebakaran Gedung DPRD, 29 Agustus
Rusdamdiansyah (26), Makassar – tewas akibat pengeroyokan oleh massa tak dikenal, 29 Agustus
Rheza Sendy Pratama (21), Yogyakarta – diduga korban kekerasan polisi, 31 Agustus
Sumari (60), Solo – korban gas air mata polisi
Andika Lutfi Falah, Tangerang – diduga korban penganiayaan polisi
Iko Juliant Junior, Semarang – diduga korban penganiayaan polisi
Sumber: Tempo